Tradisi Bilal Tarawih Penangkal Ajaran Syi’ah

Author: Mustofa – Staff Manajemen Tunas Cendendekia

Ramadlan hari ke-20 ini kita akan kaji tradisi unik dalam sholat Tarawih yaitu mendengar ucapan dari petugas yang menjadi Bilal. Kita mendengar suara dari petugas yang menjadi Bilal mengumandangkan lafal ajakan sholat Tarawih dan bacaan sholawat untuk 2 rakaat sholat Tarawih salam pertama, “Assholatu Sunnatattarawihi rok’ataini Jami’atan Rohimakumullah, Shollu ‘alannabi Muhammad…” dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”. selanjutnya untuk salam kedua, Bilal mengingatkan para Jama’ah akan keberadaan anugerah (fadilah) nikmat dari Allah SWT, “Fadlam Minallahi Ta’ala wanni’mah” dan dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”.

Selanjutnya untuk 2 rakaat sholat tarawih salam ke-3 Bilal mengucapkan “Al-Kholifatul Ula Sayyidina Abu Bakar ashshiddiq ’alaihis salam, Shollu ‘alannabi Muhammad…” dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”.

Untuk 2 rakaat salam ke-5 Bilal mengucapkan “Al-Kholifatus Tsaniyah Sayyidina Umar bin Khattab ’alaihis salam, Shollu ‘alannabi Muhammad…” dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”. ,

Untuk 2 rokaat salam ke-7 Bilal mengucapkan “Al-Kholifatul Tsalitsah Sayyidina Utsman bin Affan ’alaihis salam, Shollu ‘alannabi Muhammad…” dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”

Dan untuk 2 rakaat salam ke-9 Bilal mengucapkan “Al-Kholifatul Rabi’ah Sayyidina Ali bin Abi Thalib ’alaihis salam, Shollu ‘alannabi Muhammad…” dijawab oleh Jama’ah “Shollu ‘alaihi, shollu ‘alaihi, shollu ‘alaih…”.

Penyebutan Kholifatur Rosyidin oleh Bilal disebut-sebut hanya ada di kalangan santri. Ada maksud dan tujuan dakwah saat itu yaitu agar ajaran Syi’ah tidak masuk di kalangan kita. Ungkapan ini disampaikan oleh Ustaz Salim A Fillah, seorang da’i yang juga pegiat budaya Islam di tanah Jawa. Beliau sempat menyampaikan penjelasan mengenai bacaan bilal tersebut. Menurutnya tradisi tersebut berasal dari para ulama Kesultanan Mataram Yogyakarta yang melaksanakan Sholat Tarawih.

Cara Ampuh Menolak Syi’ah

Para Ulama Mataram saat itu mengkreasi satu bacaan untuk menjaga masjid-masjidnya dari pengaruh Syiah. Salah satu tokoh Syiah saat itu yang ikut berdakwah ke tanah Jawa adalah Syekh Siti Jenar. Nama Siti Jenar sendiri kalau diterjemahkan dimana Siti berarti tanah dan Jenar berarti merah. Siti Jenar memiliki arti tanah merah alias Tanah Karbala.

Salah satu murid dari Syekh Siti Jenar yang terkenal pada saat itu adalah Ki Ageng Pengging. Saat itu dakwah mereka terbilang gencar. Ki Ageng Pengging bahkan tercatat sebagai tokoh yang memberontak kepada Kesultanan Demak. Kerajaan Demak juga menganggap ajaran yang disampaikan oleh Syeh Siti Jenar dipandang sesat. Agar kesesatan itu tidak sampai meluas, maka Syeh Siti Jenar harus dihukum mati. Hukuman yang sama juga diterapkan pada para pengikut sang wali atau muridnya Ki Ageng Pengging, bila tidak segera bertobat.

Untuk melawan itu semua, para ulama dulu membentengi umat dengan bacaan-bacaan yang mengandung nama Khulafaurrasyidin. Sehingga jika ada orang Syi’ah yang ikut tarawih disitu tidak nyaman dan tidak betah kemudian memilih keluar, sehingga ajaran Syi’ah tidak meluas. Semoga Informasi ini ada manfaatnya.

Wallohu a’lam

Leave a Reply