Pisang Goreng dan Secangkir Kopi

Author: Mustopa – Staff Manajemen Tunas Cendekia

Kelemahan di era sekarang ini adalah malas membaca buku, malas mengoleksi buku, dan yang lebih berat lagi adalah malas menulis sebuah buku. Padahal kita sering mendengar istilah buku adalah jendela dunia, artinya ketika kita senang membaca buku berarti kita senang berkeliling dunia, menjelajahi sejarah sebuah negara, mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan, mengetahui sejarah tokoh dunia, dan lain-lain.

Bukankah Allah SWT menurunkan ayat Al-Qur’an yang pertama kali itu dengan perintah membaca, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS. Al-Alaq, ayat: 1)

Ada beberapa penyebab mengapa kita menjadi malas membaca buku:

Pertama, faktor lingkungan. Secara tidak langsung lingkungan sekitarlah yang membentuk kebiasaan kita, seperti keluarga, sekolah, kampus dan lain-lain. Jika lingkungan di keluarga kita saja sudah tidak membudayakan kebiasaan membaca, atau bahkan membeli saja tidak bagaimana mungkin akan tumbuh benih-benih kebiasaan membaca buku.

Kedua, generasi mi instan. Dari generasi baby boomers hingga generasi Z sekarang ini, kita dapat melihat perbedaan yang mendasar antara generasi dulu hingga sekarang. Generasi kita menginginkan segala sesuatunya serba cepat bak mi instan, serba cepat tanpa menghargai proses. Padahal membaca sebuah buku baik dari yang tipis sampai yang tebal semuanya pasti membutuhkan proses membaca.

Ketiga, generasi gadget. Dari anak kecil hingga orang dewasa saat ini hampir tidak bisa lepas dari gadget. Contohnya saja anak bisa makan jika oleh ibunya diberi mainan gadget. Begitu juga orang dewasa mulai bangun tidur hingga mau tidur kembali di tangannya selalu menggenggam sebuah gadget. Gadget jaman sekarang ini memang multifungsi, bisa untuk menonton televisi, bisa untuk foto-foto, game online dan sosial media. Hanya dengan satu gadget kita bisa melakukan banyak hal sekaligus melupakan banyak hal.

Belajar dari Pisang Goreng dan Secangkir Kopi

Sejenak kita lupakan beberapa faktor penyebab kenapa kita malas membaca. Mari kita nikmati dahulu sepiring pisang goreng dan secangkir kopi yang ada di hadapan penulis. Tidak bisa dipungkiri pisang goreng adalah kudapan yang paling digemari, sedangkan kopi adalah minuman yang sekarang sedang digandrungi semua kalangan disamping bisa juga menghilangkan kantuk.

Pisang goreng banyak terdapat di pinggir-pinggir jalan atau di outlet-outlet depan minimarket. Untuk bisa menjadi pisang goreng dibutuhkan proses yang begitu panjang. Pisang di kupas kulitnya, dipotong-potong sesuai keinginan kemudian di lumuri bersama adonan kental yang terbuat dari campuran tepung, sedikit garam dan gula, selanjutnya digoreng dalam minyak panas. Kadang-kadang pisang goreng diberi topping seperti keju, susu kental manis, cokelat, dan lainnya.

Begitu juga dengan membaca buku hingga bisa menjadi sebuah tulisan. Kita harus banyak membaca buku, ambil intisarinya, kemudian jadikan rujukan tulisan. Setelah menjadi sebuah buku terkadang ada yang langsung enak untuk dinikmati ada juga yang tidak. Ada yang harus diedit, dibaca lagi, ditulis lagi supaya kalimatnya menjadi lebih pas dan nyaman untuk dibaca.

Sama seperti pisang goreng, menyeruput kopi disamping bikin mata jadi melek, bisa juga menjadi penyemangat dalam membaca buku. Apa lagi ketika menyusun kata perkata agar menjadi indah dan enak untuk dibaca.

Markica mari kita membaca, Markilis mari kita menulis. Jangan lupa nikmati pisang goreng dan seruput kopinya.

1 Response

Leave a Reply