Haul Pertama Kang Pandi (Do’a dan Testimoni dari Sahabat untuk Kang Pandi)

Author: Mustofa – Mantan Sekretaris Kang Pandi

Hari Rabu, 6 Juli 2022 tidak terasa sudah setahun meninggalnya Kyai Babakan yaitu KH. Affandi Mochtar. Rangkaian acara disusun untuk mengenang kebaikan-kebaikan pada saat masih hidup, para sahabat, para kolega, para senior juga para junior. Semuanya memanjatkan do’a agar Kang Pandi senantiasa diberikan rahmat, hidayah, nikmat kubur atas nilai-nilai kebaikan yang telah beliau bangun untuk agama, pendidikan, pesantren, bangsa, negara dan nilai-nilai luhur lainnya.

Penulis mengikuti rangkaian acara tersebut mulai acara Tahlil Keluarga yang dilaksanakan di Babakan Ciwaringin, dihadiri para Masyayikh, Kyai, Asatidz, santri dan masyarakat Babakan. Acara ini berlangsung pukul 16.00 WIB setelah sholat Ashar. Sesaat sebelum acara tahlil selesai cuaca mulai gerimis sampai akhir acara tahlil selesai cuaca di bumi Babakan diguyur hujan besar. Menunjukan kebesaran berkah dan dikabulkannya do’a-do’a untuk Kang Pandi di sana.

Setelah sholat Isya, dalam kondisi masih hujan kemudian bergegas pulang ke rumah dengan tujuan bisa mengikuti do’a dan testimoni dari para kolega dan sahabat untuk Kang Pandi. Penulis menyimak satu-persatu statement dan testimoni dari kolega dan sahabat Kang Pandi yang diawali oleh Drs. KH. Ahmad Dahlan, MA atas nama mewakili keluarga.

Drs. KH. Ahmad Dahlan, MA (Kakak Kandung sekaligus mewakili keluarga):

Saya atas nama keluarga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua kolega, sahabat, kawan-kawan yang telah membantu jalannya acara zoom untuk mendoakan Kang Pandi dan telah memfasilitasi acara zoom daring ini. Tidak lupa kami juga meminta maaf atas kekurangan selama ini, mudah-mudahan amal baik sahabat-sahabat, kolega dan semua Allah balas kelak di hari akhir.

Kami berharap apa yang telah Kang Pandi bangun selama ini di bidang pendidikan, dakwah, pesantren dan lain-lain agar bisa diteruskan oleh sahabat-sahabat terutama oleh junior-junior atau oleh murid-muridnya. Terma kasih.

Prof. Dr. Shalahudin Kafrawi (Associate Professor Hobart and Wiiiiam Smith Colleges Geneva USA):

Kang Pandi adalah sosok yang telah mengajari kita banyak hal. Pribadi yang lembut, tidak banyak bicara tapi banyak bekerja. Banyak memberikan ide-ide besar yang harus dikerjakan bersama-sama.

Dalam hal kepribadian yang lain, Kang Pandi adalah sosok yang mampu melakukan kesalehan yang merendah. Yaitu kesalehan dalam Islam, Iman dan Ihsan.

Prof. Dr. Mohammad Ali (Mantan Dirjen Pendis Kemenag RI):

Kang Pandi dengan nama lengkapnya Dr. KH. Affandi Mochtar adalah sosok santri sekaligus kyai yang juga merupakan putra dari seorang kyai besar yang ditakdirkan oleh Allah bertemu dengan saya saat saya menjadi Dirjen Pendis Kementerian Agama RI.

Pada saat menjadi Sekretaris Jenderal Pendis bekerja bersama saya. Kang Pandi merupakan orang yang pekerja keras, yang memang betul-betul seorang yang bekerja di bidangnya mampu mengerjakan semua pekerjaan dan banyak memunculkan ide-ide segar di Dirjen Pendis.

Sejak saya mendengar Kang Pandi masuk rumah sakit saya pernah menyarankan obat-obatan tradisional untuk menghindari covid. Hingga akhir mendapat kabar Kang Pandi meninggal, saya panjatkan do’a khusus mudah-mudahan Kang Pandi di luaskan di alam barjahnya, dan diberikan nikmat jannatun nai’im, untuk keluarganya semoga diberikan kesabaran, aamiin.

Dr. Imam Syafei, MA (mantan Sekjen Dirjen Pendis):

Kang Pandi telah banyak memberikan stimulus di Direktorat Pendis. Diantaranya, Bagaimana anak-anak muda bisa mendapatkan pendidikan sarjana hingga keluar negeri. Yang kedua, bagaimana program pendidikan pesantren di daerah perbatasan. Terbukti ada sekitar 100 – 150 anak-anak diperbatasan bisa menyelesaikan sampai sarjana.

Anak-anak mulai dari Sabang sampai Merauke bisa mondok di pesantren itu berkat barokahnya Kang Pandi. Mari kita do’akan semoga Kang Pandi di alam kuburnya dilimpahkan kenikmatan yang luas.

Dr. H. Sumanta Hasyim, M. Ag. (Rektor IAIN Syekh Nur Jati Cirebon):

Kang Pandi sosok yang sangat perhatian pada semua orang termasuk kepada saya. Pertama kali saya ketemu Kang Pandi tahun 1979 di MHS Babakan. Saya pernah mengaji Tafsir Jalalain di abahnya, Mama KH. Mukhtar dari itu saya sering ketemu Kang Pandi.

Pengalaman yang paling berharga dengan Kang Pandi adalah mendirikan jurnal “Lektur” dengan menggunakan 3 bahasa, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia setelah Kang Pandi pulang dari Mc Gill University.

Ketika Kang Pandi punya ide-ide besar, beliau tidak mengerjakan dengan monolog tapi beliau melakukannya dengan dialog, Brain Storming dikedepankannya. Kata-kata yang sering dilontarkannya adalah, “bagaimana menurut ente?”.

Dr. KH. Adib, M. Ag. (Direktur bidang urais Kementerian Agama RI):

Kang Pandi adalah sosok yang bisa dirasakan oleh para juniornya seperti saya. Saya bertemu dengan Kang Pandi saat baru pulang dari Mc Gill, saat itu saya masih kuliah di IAIN Cirebon. Saya diberi banyak buku berbahasa Arab dan Inggris supaya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, setelah saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, terjemahannya saya serahkan ke Kang Pandi.

Latihan tersebut menjadi bekal saya dapat beasiswa S2 di Surabaya. Semoga Kang Pandi mendapatkan tempat yang layak di sisinya, Aamiin.

Muhammad Khaerul Amri (Politisi Muda Partai Nasdem / Waketum GP Ansor Pusat):

Saya salah satu santri yang tidak dikenal, dan tanpa disadari saya mendapat keberkahan dari Kang Pandi. Saat saya menjadi Bendahara Umum GP Ansor Pusat saya diajak makan siang oleh Kang Pandi di Hotel Borobudur. Kang Pandi sosok orang yang suka mencari mutiara-mutiara untuk diangkat ke permukaan dan dijadikan barang berharga ibaratnya.

Pernah bilang ke saya, kalau menjadi alumni Babakan agar betul-betul bisa bermanfaat di masyarakat. Yang saya dapatkan dari Kang Pandi seperti begitu berkat bimbingannya.

Prof. Dr. H. Syahiron (Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta):

Saya mondok di Raudlatuth Tholibin, dan saat mondok pernah mengaji Kitab Riyadushsholihin kepada Mama Mukhtar abahnya Kang Pandi. Pada saat itu kebetulan saya menjadi pengurus Pondok Roudlotuththolibin saya ditunjuk Kang Pandi ikut LKD PMII di IAIN SGD Cirebon yang saat itu masih filial Bandung. Saat ikut LKD PMII padahal saya baru kelas 2 MAN.

Bertemu lagi dengan Kang Pandi saat saya baru lulus S3 Mc Gill, Kang Pandi sering memberikan motivasi dan arahan kepada saya agar saya hijrah ke jakarta. Kurang lebih sampai 8 kali arahan Kang Pandi agar saya pindah ke Jakarta, jawaban saya hingga akhir hayatnya, insya Allah Kang tapi saya masih betah di Yogjakarta.

Banyak pelajaran yang berharga dari Kang Pandi, mudah-mudahan kita sebagai sahabat juga sebagai juniornya bisa meneruskan cita-cita luhur Kang Pandi, Aamiin,

Wallohu a’lam

*Mohon maaf apabila ada salah tulis, tulisan ini hasil dari kegiatan zoom daring

Leave a Reply