Author: Mustopa – Staff Manajemen Tunas Cendekia
Hari ini bertepatan dengan Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2022, Pesantren Tunas Cendekia memperingatinya dengan menggelar acara Apel dan Tahlil di Makbarok KH. Amin Sepuh dan KH. Mukhtar dengan tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Acara ini diikuti oleh semua civitas akademik Tunas Cendekia mulai dari siswa, guru, staff, OB Dan security. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membentuk akhlakul karimah para siswa menjadi siswa yang selalu berusaha dalam meraih cita citanya tanpa melupakan kirim doa kepada para sesepuh dan pendiri Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, sebagai wujud hamba yang berketuhanan dan berterima kasih kepada para sesepuh. Selain ingin membentuk karakter siswa sesuai dengan harapan pemerintah yaitu pendidikan yang mampun membangun karakter (Character Building), kegiatan inipun bertujuan agar seluruh civitas akademik Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi dan bangsa Indonesia mendapatkan keberkahan, keselamatan, serta kemajuan untuk saat ini dan yang akan datang.(Umma).
Kyai Ulinuha, Lc, Dipl. sebagai Ketua Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi dan sekaligus Pengasuh Pesantren Tunas Cendekia menyampaikan dalam sambutan upacara hari santri nasional, “Santri merupakan seseorang yang mempelajari dan mendalami agama Islam di sebuah pondok pesantren. Mereka identik dengan sarung dan sandal jepitnya. Akan tetapi dibalik itu, semangat akan jiwa nasionalisme yg dibalut dengan kecintaan terhadap Allah memberikan ekspresi semangat yang terus berkobar dari dulu hingga sekarang, untuk mempertahankan dan memajukan bangsanya”.
Tujuan lain diadakannya peringatan Hari Santri Nasional adalah mengenang kiprah para kyai. Di Pondok Pesantren Tunas Cendekia khususnya kyai- kyai sepuh Babakan, terutama Kyai Amin Sepuh. Bahkan yang dahsyat adalah ketika Agresi Belanda, tepatnya tahun 1952 Pondok Pesantren diserang Belanda dikarenakan KH. Amin sepuh sebagai sesepuh Cirebon merupakan pejuang yang menentang penjajah, pondok dibakar dan dikepung. Para santri pergi dan para Pengasuh beserta keluarga mengungsi.
Dua tahun kemudian, tahun 1954 KH. Sanusi yang masih salah satu murid KH. Amin Sepuh adalah orang yang pertama kali datang dari pengungsiannya. Sisa-sisa kitab suci berantakan, termasuk karya-karya KH. Amin Sepuh, habis dibakar, bangunan hancur dan nampak angker. Semua itu secara bertahap dibereskan kembali.
Tahun 1955 KH. Amin Sepuh kembali ke Babakan, kemudian para santri banyak berdatangan dari berbagai pelosok. KH. Amin sepuh yang menjadi pengasuh Pondok Gede kembali memberikan pelajaran-pelajaran agama kepada para santrinya yang makin lama semakin meluap. Pondok Raudhotut Tolhibin tidak dapat menampung para santri, hingga santrinya dititipkan dirumah-rumah ustadnya seperti KH. Hanan, KH. Sanusi, dan masih banyak lagi, hingga kelak anak cucunya membentuk dan mengembangkan pesantren-pesantren seperti saat ini. Sehingga Pondok yang awalnya hanya satu (Ponpes Raudlotut Tholibin) sekarang menjadi banyak.
Pada masa pengasuhan KH. Amin Sepuh, Pondok Babakan Ciwaringin mencapai kemasyhuran dan masa keemasan serta banyak andil dalam mencetak tokoh-tokoh agama yang handal. Hampir semua Kyai sepuh di wilayah 3 Cirebon bahkan menyebar ke pelosok Indonesia, adalah muridnya sebut saja Kang Ayip Muh (kota Cirebon), KH. Syakur Yassin, KH. Abdullah Abbas (Buntet), KH Syukron Makmun, KH. Hannan, KH Sanusi, KH.Machsuni (Kwitang), KH Hassanudin (Makassar).
Di Babakan sendiri beberapa muridnya mendirikan pesantren seperti : KH. Muhtar, KH Syaerozi, KH. Amin Halim, KH. Muhlas, KH Syarif Hud Yahya dan masih banyak lagi.
KH. Mukhtar yang merupakan menantu dari KH. Ahmad Sanusi mendirikan Pondok Pesantren AFMI (Asrama Fatimiyah Miftahul Ilmi), PPIM (Pondok Pesantren Ikhwanul Muslimin), Pondok Pesantren Baitul Yatama, dan Pondok Pesantren Tunas Cendekia sudah dirintis sejak lama saat KH. Mukhtar masih ada.
Lembaga sedemikian banyaknya dikelola oleh para putra KH. Mukhtar seperti; KH. Ahmad Nasir, Prof. Dr. Maksum Mukhtar, Drs. KH. Abdul Halim, Drs. KH.Ahmad Dahlan, KH. Dr. Affandi Mochtar, MA. Dan saat ini sistem pengelolaan manajemen madrasah dan pondok pesantren dikelola oleh cucunya, Kyai Ulinuha, Lc, Dipl. Lembaga yang dikelola tidak hanya AFMI, PPIM, Baitul Yatama, Pesantren Tunas Cendekia saja, akan tetapi ada MI Tunas Cendekia, MTs Tunas Cendekia, MA Tunas Cendekia.
Artikel yang menarik dan bermanfaat, terima kasih sudah berbagi